Sabtu, 14 November 2009

Malu-maluin ...Nggak punya malu ...

Baru-baru ini muncul Pahlawan “Kebebasan” baru di Indonesia, “Kebebasan” dalam artian bebas berekpresi, bebas tanpa batas, dan hancurkan sekat-sekat nilai ‘tradisional’. Seperti apa ekspresi ‘kepahlawanan kebebasan’ itu ?

Awal dari semua itu adalah ketika jam 14.00 WIB seorang berinisial JA memposting di Twitter “If I Got 3000th follower today, i ll got into circle K  naked’ dan janji itu dipenuhi di circle K kawasan Bintaro jam 00.10 Wib (23/9/09), Alasannya simple karena sudah terlanjur berjanji, maka janji harus ditepati. Apakah itu hal baru? He he bukan-bukan, sensasi seperti itu sudah banyak dilakukan di berbagai negara. Sekali lagi itu bukan hal baru itu adalah sensasi ikut-ikutan, orang manajemen bilang strategy ‘follow me, ato follower....

Mari kita lihat sederet ‘kepahlawanan kebebasan’ di beberapa negara

  • ·         15 orang berbelanja telanjang di Mall sebuah pusat perbelanjaan di Oxford Street, orang inggris menyebutnya sebagai orang-orang naturist (2004)
  • ·         Seorang Mayor angkatan Udara Jepang dalam keadaan telanjang berbelanja di saat larut malam (8 november 2008), akhirnya dihukum skorsing 10 hari karena dituduh melakukan perbuatan tidak senonoh
  • ·         Pihak berwenang malaysia sedang menyelidiki adegan lari bugil untuk sebuah acara TV Eropa yang dilakukan di salah satu pulau di Malaysia, 16 dari 22 peserta lari tersebut telanjang bulat, lainnya hanya menggunakan celana dalam.(Me1 2009)
  • Setelah peristiwa belanja bugil seluruh infotainment memberitakan tanpa henti, dan decak kagum dan simpati bermunculan, bahkan menjadi inspirasi sebuah lagu, dan menjadi inspirasi bagi yag lain untuk melakukan hal yang sama....

Astaghfirullah, fenomena apalagi ini ? 

Ingatkah fenomena jilbab yang berjibaku dengan berbagai kebijakan yang mengekang dan tekanan yang kuat sejak tahun 1985 hingga 1991? Seluruh siswa yang berjilbab diwajibkan lepas jilbab pada jam2 sekolah  jika bersekolah di sekolah-sekolah non agama!! Bahkan banyak yang akhirnya harus dikeluarkan oleh pihak sekolah karena aturan tersebut, demo-demo dimana-mana menuntut diperbolehkannya berbusana sesuai agamanya, tapi  akhirnya dengan komitmen yang kuat ‘syariat’ ini dirasakan dan menjadi sebuah kenikmatan berbusana di Indonesia saat ini.

Memang ironis yang terjadi saat ini, dunia infotainment membuat segala macam tipu daya dibungkus dalam kisah indah acara-acara TV; Tayangan Gosip, dan sesi-sesi yang berusaha mencari simpatik dan perhatian orang banyak.

Adalah beralasan janji sehingga merasa harus memenuhi janjinya bertelanjang sambil berbelanja di circle K, padahal secara tegas dalam koridor hukum nadzar di atur demikian indah oleh Islam. 

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengatakan [Fatawa Al-Mar'ah, dari Fatawa Syaikh Ibn Utsaimin] :

 Akan saya kemukakan mukadimah terlebih dahulu sebelum menjawab boleh tidaknya nadzar, yaitu bahwa tidak semestinya seseorang melakukan nadzar, sebab pada dasarnya hukum nadzar itu makruh ataupun diharamkan sebab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya di dalam sabdanya, “Sesungguhnya ia tidak pernah membawa kebaikan dan sesungguhnya ia hanya dikeluarkan (bersumber) dari orang yang bakhil” [ Hadits Riwayat Al-Bukhari dalam kitab Al-Iman (6608,6609), Muslim di dalam kitab An-Nadzar (1639,1640)]

Bila nadzar tersebut berupa ibadah seperti shalat, puasa, sedekah atau I’tikaf, maka harus ditepati. Tetapi bila ia nadzar maksiat seperti membunuh, berzina, minum khamr atau merampas harta orang lain secara zhalim dan semisalnya maka tidak boleh menepatinya tetapi dia harus membayar kafarat sumpah, yaitu memberi makan sebanyak sepuluh orang miskin dan seterusnya. (Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penerbit Darul Haq)

Jika nadzar saja di atur demikian ketat apalagi sebuah janji, saya tegaskan ... apalagi sebuah janji kemaksiatan. Maka tidak seharusnya dijalankan, kecuali memang ada hidden agenda...sebuah sensasi, usaha untuk mempromosikan diri. 

Tapi apa peduli kita, toh tubuh-tubuh gue sendiri, ngapain loe larang-larang gue!! Bisa jadi ada komentar seperti itu, tapi mereka melupakan bahwa mereka sengaja memprovokasi, mensosialisasikan moral yang bertentangan dengan agama ke semua orang. Jika mereka telanjang di kamar mereka sendiri, di kamar mandi mereka sendiri mau 1 jam, 2 jam ato seharian silahkan saja....tidak ada aspek penjerumusan perpektif moral.

Tapi mengingat JA adalah orang biasa saja, sutradara juga nggak beken beken amat, maka wajarlah memerlukan sensasi agar mulai dikenal orang.....

Saykoji mestinya tidak perlu mengapresiasi dengan lagunya...sayang untuk sekelas saykoji bikin lagu untuk semakin mensosialisasikan 'kejatuhan moral, apalagi kita masyarakat beragama. Ingatlah pesan indah rasulullah “Apabila kamu tidak malu maka perbuatlah apa yang kamu mau.” (Bukhari).

 Kasihan ya...., malu-maluin ya....nggak punya malu .......!!!

Tidak ada komentar: