Sabtu, 03 Juli 2010

Hukum Atas, Bawah dan Tengah

Biasanya ketika kita masih baik, sholat kita masih teratur, baca qur’an kita masih tidak terputus, puasa senin kamisnya rajn, dan ibadah-ibadah yang menyelimuti aktivitasnya maka ketika ada sebuah kesalahan yang terjadi, kita langsung bersimpuh mohon ampunan Ilahi Rabbi. Kemudian dilakukan kembali kesalahan yang sama, maka munculnya adalah permohonan ampun...., tapi sekarang cukup dengan doa dan kata-kata, sudah tidak ada tangisan lagi. Kemudian diulangi perbuatan itu kembali, maka yang terjadi adalah rasa sedikit bersalah saja, sudah tidak ada lagi doa memohon ampun.


Saya begitu ingatnya ketika SMA dulu ustad saya menjelaskan tentang hukum atas bawah dan tengah, apa itu hukum atas bawah dan tengah? Ketika Hawa Nafsu di atas fitrah kebaikan maka yang terjadi adalah pengingkaran, ketika Fitrah kebaikan di atas hawa nafsu maka yang terjadi adalah ketundukan, dan jika keduanya pada posisi berimbang di tengah-tengah maka mulailah terjadi proses-proses kemunafikan, mulailah terjadi proses kedzoliman dan mulailah kita terombang ambing dalam fatamorgana.


Ketika Fitrah kebaikan ada di atas hawa nafsu, cukuplah al qur’an dan sunah menjadi dasar dalam tindakan kita, tidak perlu undang-undang lain apalagi undang-undang dibuat oleh orang-orang jauh dari pemahaman keislaman, atau jika pun dibuat oleh orang-orang yang beragama Islam tetapi mendapat banyak tekanan dan titipan kepentingan. Kata-kata orang-orang fitrah kebaikannya di atas hawa nafsunya adalah.....”Innallaha ma’ana” cukuplah Allah bersama saya.


Ketika Hawa nafsu di atas fitrah kebaikan, maka semua kejahatan dicarikan dalil pembenaran.Klu perlu menggunakan hukum-hukum humanis untuk mendebat dan menyalahkan hukum-hukum Allah dan Rasulnya. Dunia menjadi tujuan aktivitasnya, pengakuan orang menjadi air yang menyegarkan bagi dirinya, karirnya menjadi jalan untuk meraih keinginan-keinginan nafsunya.


Yang Asyik untuk di cermati adalah ketika Fitrah Kebaikan sama dengan hawa nafsunya, maka mulailah memilih-milih..., memilih-milih hukum-hukum yang digunakan untuk mendukung kepentingan dirinya. Yang suka berteman tanpa batas aturan mereka mengedepankan kata-kata Ukhuwah, yang suka berzina mereka mengedepankan hukum-hukum humanis....khan dilakukan secara pribadi, tidak mengganggu orang lain? Khan sama-sama suka?...., ketika seorang istri mau membenarkan tindakan dirinya, yang mengedepankan kebebasan, dan menentang semua perintah yang baik dari suaminya....mereka berlandaskan pada hak-hak kebebasan wanita, hak-hak feminisme, hak-hak kesamaan laki-laki dan perempuan. Kalau perlu didebat Al Qur’an dan sunah, klu perlu di ubah cara memahami dan mengartikan Al Qur’an dan Sunah.


Allahu Akbar ......; semuanya fenomena itu sudah tergambar dalam al qur’an dan sunah. Bagaimana tidak ?? Allah secara keras mengingatkan kita...........


“Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.” (Qs. Al Maidah 48)


“Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (Qs. An Nisa 135)


Ketika kita bertemu dengan orang-orang yang terlihat sukses secara keduniaan, Mobilnya Honda Civic terbaru, atau BMW. Gayanya parlente, kalau bicara dagunya di angkat sedikit ke atas menandakan keangkuhan. Kemudian gaya bicaranya meyakinkan....apakah kemudian kita menjadi kagum kepada mereka, padahal tidak satupun langkahnya dilandaskan pada niat suci mencari keridhoan Allah?


Hal ini juga digambarkan secara jelas oleh Allah dalam Al Qur’an
“ Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar[1477]. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (Qs. Al Munaafiqun 4)


Orang-orang yang Hawa Nafsunya di atas Fitrah Kebaikan selalu saja mengatas namakan kebenaran dalam setiap tindakan, mengatasnamakan kebebasan sebagai acuan, padahal kita tahu persis bahwa kebenaran itu hanyalah dari Allah walaupun kemudian Allah memberi konsekuensi kebebasan untuk memilih kebenaran. Mau Baik ayoo.., mau buruk kafir ya monggo.....:


“Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." (Qs Al Kahfi 29)


UU KDRT – Undang-undang kekerasan dalam rumah tangga menjadi dalil pembenaran sebuah pembangkangan istri terhadap suami, bukannya pemahaman keagamaan yang ditekankan tapi malah kesamaan hak yag dikedepankan. Lihat saja UU KDRT pasal 5 huruf B penjelasan tentang kekerasan Psikis, dimana disebutkan bahwa kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan atau psikis berat pada seseorang. Dalil ini dijadikan kelompok feminis untuk menghukum suami yang melarang istrinya melakukan sesuatu, walapupun sebenarnya maksud suami tersebut adalah baik. Dalil ini dipakai oleh kelompok feminis untuk mengedepankan kesamaan, Tidak perlu melarang-larang, tidak perlu minta-minta ijin suami....karena itu dianggap menghilangkan kepercayaan diri, itu dianggap menghilangkan kemampuan bertindak.


Allahu Akbar........, jika memang Suami menyuruh istrinya berbuat dholim, menyuruh berbuat suatu aktivitas yang dilarang agama maka tidak perlu UU KDRT, Islampun tidak pernah mengijinkan suami bertindak seperti itu.


Atau jika ada suami yang melarang istrinya berbuat kebaikan, melaksanakan aktivitas yang di minta oleh Allah dan Rasulnya, maka tidak perlu UU KDRT, Islampun melarang keras tindakan suami tersebut.


Tapi jika sang suami dengan pemahaman syariatnya, pemahaman ilahiyah untuk menjaga keluarganya dari siksaaan Api Neraka kemudian menyuruh sesuatu atau melarang sesuatu, maka Wallahi sesunggunhnya Allah tidak akan pernah ridho kepad istri-istri yang menantang suaminya dan menuntut kebebasan dirinya melakukan apapun. Sesungguhnya Allah telah mengatur dengan indah hubungan itu dalam


"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri[289] ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)[290]. Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya[291], maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya[292]. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (Qs An Nisa 34)


Dan lihatlah bagaimana Islam mengatur istri-istri yang dikhawatirkan nusyuznya? Al Qur’an pun telah mengaturnya


Maka mari kita sadari semua untuk senantiasa menjadikan fitrah kebaikan di atas hawa nafsu kita, agar Allah ridho dengan langkah-langkah kita. Dan memanggilnya untuk masuk kedalam SurgaNya...


“Hai Jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka Masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, Masuklah ke dalam syurga-Ku” (Qs Al Fajr 27 – 30)

Minggu, 23 Mei 2010

Ketika Maut Menyadarkan Kita [1] [...Fenomena...]

Sepertinya jauuuh sekali maut, bagaimana tidak ? klu semua merasa maut itu dekat, pengadilan Allah itu dekat, Neraka dan Surga dekat.....kenapa maksiat menjamur dimana-mana, kenapa korupsi merajalela, kenapa hedonisme-kecintaan kepada dunia menjadi trend dan seolah menjadi agama baru.
Ada seorang suami yang begitu menampilkan rasa sayangnya pada keluarga, ketika keluar dari rumahnya berbaur dengan lingkungannya menjadi ganas, rakus...pada apa? Pada tubuh-tubuh yang tidak halal baginya, pada hiburan-hiburan malam berkedok relationship.
Ada seorang istri yang demikian menjaga dirinya dalam keluarga kemudian ketika dalam kesibukan kerjanya pergi kemana-mana bersama laki-laki lain, makan siang bersama, kunjungan bersama, seolah-olah ikhtilat itu menjadi hal yang boleh dilanggar dengan justifikasi ...’bekerja’.
Ada seorang istri yang kebetulan menjadi anggota DPR RI dengan alasan menjalankan amanah rakyat kemudian rela tidak menjalankan perintah suaminya, rela untuk berpisah dengan alasan idealis membela rakyat.
Ada pula seorang direktur yang sangat baik tampilannya, selalu terjaga imagenya, rela meluangkan waktunya ke luar negeri untuk menyalurkan hobi terpendamnya bermain api dengan banyak wanita.
Ada juga Gayus yang muncul dipermukaan karena memanfaatkan posisinya untuk memperkaya dirinya, padahal itu hanya satu yang tampak, demikian banyak yang tersembunyi yang memanfaatkan posisinya untuk memperkaya dirinya, mempromosikan dirinya atau memperkaya orang lain.
Ada pula cerita tentang hasil survey terhadap pelajar SMP dan SMA yang hasilnya sangat mencengangkan 36% siswa pernah berhubungan sex.
Begitu jauh rasanya maut itu.........
Masih banyak fenomena-fenomena aneh yang terjadi, ....pernah saya tanyakan kenapa malam minggu itu kok jalanan ramai, jawabnya simple....besok liburan jadi sekarang jalan-jalan cari hiburan. Klu memang temati seperti itu...saya jadi tergelitik bertanya ...kok malam jumat , hari yang sangat di istimewakan Allah bahkan menjadi salah satu surat dalam Al Qur’an tidak tampak masjid ramai, surau-surau ramai....klu pun ada satu dua orang tua yang sudah uzur dengan pengeras suaranya melantunkan bacaan-bacaan al quran. Rasanya tidak adil malam minggu demikian ditunggu-tunggu, malah hari yang sangat istimewa...yaitu malam jumat malah ditinggal nonton sinetron.
Ada fenomena yang cukup aneh, seorang ibu yang mengajar ngaji masyarakat, membimbing anak-anaknya untuk selalu taat kepada Allah dan menjaga kemuliaannya, satu saat berkenalan dengan teknologi internet, dan apalagi klu bukan facebook? Mulailah asyik mencari kawan-kawan lamanya dan mulai ditemukan satu persatu, dari yang kelas preman sampai kelas ikhwan...; saat teman-temannya yang kelas preman menyapa dengan penuh manis, sang ibu tersentak gembira dan menulis “aduuh aduuuh aduuh mas A, sudah lama nggak ketemu ya, aduuh aduuh kok bisa kita ketemu lagi.....” ekspresi keceriaan yang berlebihan muncul....seakan-akan pemahaman selama bertahun-tahun tentang menjaga izzahnya dilupakan hanya hitungan menit. Bisa dipastikan gurauan-gurauan, basa basi, pertanyaan-pertanyaan yang tidak bermakna bersliweran, dinikmatinya.
Dan tiba-tiba saya mendapat kiriman puisi dari seorang teman, puisi dari seorang penyair kondang yang saat itu berbaring sakit, alm Rendra, yang berjudul Renungan Indah. Beberapa bait syairnya adalah sebagai berikut :
Seringkali aku berkata, ketika semua orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan
Bahwa rumahku hanyalah titipan
.......
......
Tetapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
Mengapa Dia menitipkan padaku??
Untuk apa dia menitipkan ini padaku ?
.......
.......
Mengapa hatiku justru merasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?
Ketika diminta kembali, kusebut sebagai musibah....
Kusebut itu ujian, kusebut itu adalah petaka
........
........

Indah dan sangat bermakna puisi tersebut, tapi bukan itu yang mau saya jelaskan disini, tetapi pada menjawab apakah penyadaran-penyadaran seperti yang dituliskan dalam puisi itu harus menunggu ketika kita terbaring di rumah sakit? Atau bahkan ketika maut sedang menghadang kita??

Kontinyu...(2)

Sabtu, 14 November 2009

Malu-maluin ...Nggak punya malu ...

Baru-baru ini muncul Pahlawan “Kebebasan” baru di Indonesia, “Kebebasan” dalam artian bebas berekpresi, bebas tanpa batas, dan hancurkan sekat-sekat nilai ‘tradisional’. Seperti apa ekspresi ‘kepahlawanan kebebasan’ itu ?

Awal dari semua itu adalah ketika jam 14.00 WIB seorang berinisial JA memposting di Twitter “If I Got 3000th follower today, i ll got into circle K  naked’ dan janji itu dipenuhi di circle K kawasan Bintaro jam 00.10 Wib (23/9/09), Alasannya simple karena sudah terlanjur berjanji, maka janji harus ditepati. Apakah itu hal baru? He he bukan-bukan, sensasi seperti itu sudah banyak dilakukan di berbagai negara. Sekali lagi itu bukan hal baru itu adalah sensasi ikut-ikutan, orang manajemen bilang strategy ‘follow me, ato follower....

Mari kita lihat sederet ‘kepahlawanan kebebasan’ di beberapa negara

  • ·         15 orang berbelanja telanjang di Mall sebuah pusat perbelanjaan di Oxford Street, orang inggris menyebutnya sebagai orang-orang naturist (2004)
  • ·         Seorang Mayor angkatan Udara Jepang dalam keadaan telanjang berbelanja di saat larut malam (8 november 2008), akhirnya dihukum skorsing 10 hari karena dituduh melakukan perbuatan tidak senonoh
  • ·         Pihak berwenang malaysia sedang menyelidiki adegan lari bugil untuk sebuah acara TV Eropa yang dilakukan di salah satu pulau di Malaysia, 16 dari 22 peserta lari tersebut telanjang bulat, lainnya hanya menggunakan celana dalam.(Me1 2009)
  • Setelah peristiwa belanja bugil seluruh infotainment memberitakan tanpa henti, dan decak kagum dan simpati bermunculan, bahkan menjadi inspirasi sebuah lagu, dan menjadi inspirasi bagi yag lain untuk melakukan hal yang sama....

Astaghfirullah, fenomena apalagi ini ? 

Ingatkah fenomena jilbab yang berjibaku dengan berbagai kebijakan yang mengekang dan tekanan yang kuat sejak tahun 1985 hingga 1991? Seluruh siswa yang berjilbab diwajibkan lepas jilbab pada jam2 sekolah  jika bersekolah di sekolah-sekolah non agama!! Bahkan banyak yang akhirnya harus dikeluarkan oleh pihak sekolah karena aturan tersebut, demo-demo dimana-mana menuntut diperbolehkannya berbusana sesuai agamanya, tapi  akhirnya dengan komitmen yang kuat ‘syariat’ ini dirasakan dan menjadi sebuah kenikmatan berbusana di Indonesia saat ini.

Memang ironis yang terjadi saat ini, dunia infotainment membuat segala macam tipu daya dibungkus dalam kisah indah acara-acara TV; Tayangan Gosip, dan sesi-sesi yang berusaha mencari simpatik dan perhatian orang banyak.

Adalah beralasan janji sehingga merasa harus memenuhi janjinya bertelanjang sambil berbelanja di circle K, padahal secara tegas dalam koridor hukum nadzar di atur demikian indah oleh Islam. 

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengatakan [Fatawa Al-Mar'ah, dari Fatawa Syaikh Ibn Utsaimin] :

 Akan saya kemukakan mukadimah terlebih dahulu sebelum menjawab boleh tidaknya nadzar, yaitu bahwa tidak semestinya seseorang melakukan nadzar, sebab pada dasarnya hukum nadzar itu makruh ataupun diharamkan sebab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya di dalam sabdanya, “Sesungguhnya ia tidak pernah membawa kebaikan dan sesungguhnya ia hanya dikeluarkan (bersumber) dari orang yang bakhil” [ Hadits Riwayat Al-Bukhari dalam kitab Al-Iman (6608,6609), Muslim di dalam kitab An-Nadzar (1639,1640)]

Bila nadzar tersebut berupa ibadah seperti shalat, puasa, sedekah atau I’tikaf, maka harus ditepati. Tetapi bila ia nadzar maksiat seperti membunuh, berzina, minum khamr atau merampas harta orang lain secara zhalim dan semisalnya maka tidak boleh menepatinya tetapi dia harus membayar kafarat sumpah, yaitu memberi makan sebanyak sepuluh orang miskin dan seterusnya. (Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penerbit Darul Haq)

Jika nadzar saja di atur demikian ketat apalagi sebuah janji, saya tegaskan ... apalagi sebuah janji kemaksiatan. Maka tidak seharusnya dijalankan, kecuali memang ada hidden agenda...sebuah sensasi, usaha untuk mempromosikan diri. 

Tapi apa peduli kita, toh tubuh-tubuh gue sendiri, ngapain loe larang-larang gue!! Bisa jadi ada komentar seperti itu, tapi mereka melupakan bahwa mereka sengaja memprovokasi, mensosialisasikan moral yang bertentangan dengan agama ke semua orang. Jika mereka telanjang di kamar mereka sendiri, di kamar mandi mereka sendiri mau 1 jam, 2 jam ato seharian silahkan saja....tidak ada aspek penjerumusan perpektif moral.

Tapi mengingat JA adalah orang biasa saja, sutradara juga nggak beken beken amat, maka wajarlah memerlukan sensasi agar mulai dikenal orang.....

Saykoji mestinya tidak perlu mengapresiasi dengan lagunya...sayang untuk sekelas saykoji bikin lagu untuk semakin mensosialisasikan 'kejatuhan moral, apalagi kita masyarakat beragama. Ingatlah pesan indah rasulullah “Apabila kamu tidak malu maka perbuatlah apa yang kamu mau.” (Bukhari).

 Kasihan ya...., malu-maluin ya....nggak punya malu .......!!!

Minggu, 09 Agustus 2009

[Fenomena facebook2] Ketika Ukhuwah jadi kambing hitam

Ada rasa yang kurang jika sehari saja jari-jari ini belum Klik facebook untuk tahu respon statusnya, atau mengetahui status teman-temannya, atau ingin update ‘kondisi hatinya’ dalam status facebook.
Coba bandingkan dengan membasahi bibir dengan bacaan Al Qur’an, atau bertasbih, beristighfar atau sekedar melafalkan sholawat nabi...dalam satu hari, padahal kita tahu Rasulullah minimal 73 kali beristighfar memohon ampunan....,dengan kondisi yang Allah jaminkan terjaga dari dosa-dosa.
Adalah hal di anjurkan oleh Allah untuk senantiasa bermuhasabah, menengok ke belakang, mengingat-ingat masa lalunya, dan bernostalgia.....tapi dengan tujuan untuk memperbaiki diri, tapi dengan tujuan untuk menangis, terpekur di hadapan Allah memohon Ampun atas khilaf dan dosa-dosanya.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS. Al-Hasyr : 18)
Dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda : “Orang cerdas (berakal) ialah orang yang menghisab dirinya dan berbuat untuk setelah kematian. Dan, orang yang lemah ialah orang yang mengikutkan dirinya kepada hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.” (At-Tirmidzi)
Rasanya tidak ada yang salah, bercakap-cakap, senda gurau, saling mengomentari status....., dan memang tidak ada yang salah. Yang ada adalah kebenaran datangnya dari Allah dan atas dasar hukumnyalah salah benar itu ditetapkan . 
Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (Qs Al Kahfi 18)
Ingatkah kisah Fatimah Putri Rasulullah ketika Ali RA, Suaminya sedang bepergian, kemudian datang ke rumahnya seorang akhwat sahabatnya. Maka dengan berat hati Fatimah berkata wahai sahabatku, sessungguhnya amat rindu hatiku kepada mu untuk bertemu tetapi sayang saya belum minta ijin suamiku untuk menerimamu masuk ke rumahku, datanglah kembali esok, insya Allah nanti saya minta ijin kepada suamiku.
Kesesokan harinya datanglah kembali sang akhwat ke rumah Fatimah sambil membawa anak laki-lakinya. Dan Ketika terbuka pintunya Fatimah kembali berkata “ Wahai sahabatku sesungguhnya suamiku telah mengijinkan aku menerima kunjungan mu , tetapi saya belum meminta ijin terhadap anakmu, kembalilah besok wahai sahabatku....
Kisah ini bukan sebuah pembenaran seorang Akhwat harus terkungkung dalam rumahnya, ini adalah pembelajaran akhlaq yang luar biasa seorang istri kepada suaminya, seorang istri dalam menjaga dirinya dan kehormatan keluarganya.
Dengan terbukanya sekat-sekat komunikasi melalui media Online apasaja, SMS, Blog, Facebook, Chatting,.....dan lainnya. Kekuatan Akhlaq kita di uji, bukan hanya sekedar koridor ikhtilat yang yang semakin transparan tetapi pemahaman tentang akhlaq dalam berkomunikasi, muhrim dan bukan muhrim, ukhuwah dan senda gurau.
Menarik memang fenomena Online, dari Online masuk ke hati, dari Online muncul ide reuni, maka jangan heran Facebook membuat demam reuni seperti virus H1N1, cepat menyebar dari Reuni SMA, SMP, SD, hingga perguruan tinggi. Yang belum pernah terdengar adalah reuni TK.....
Kita menjustifikasi sebuah komunikasi dengan Ukhuwah, Reuni dengan Ukhuwah, Facebook dengan Ukhuwah, Senda Gurau dengan Ukhuwah, saling bertukar foto dengan Ukhuwah, narsis dengan Ukhuwah......Ukhuwah di jadikan Kambing hitam. Tanpa tahu makna sesungguhnya dari Ukhuwah.
Ukhuwah Islamiyah adalah persauadaraan yang dilandasi oleh Akidah Islam, yang dijunjung tinggi dari kecintaan kepada Allah dan rasulNya. Bukan dibangun berdasarkan Nafsu, hasrat laki-laki dan perempuan...,pikiran dan dan niat kecintaan pada dunia.
“Katakan, ‘Inilah jalanku. Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang nyata’.” (QS. Yusuf : 108)
Berhati-hatilah dalam berbaur, dalam berinteraksi, tutup rapat-rapat pintu-pintu syetan, selalu perbaharui niat dan sucikanlah jiwa-jiwa kita. “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” (Asy-Syams 9-10)
Mari kembalikan kembali rasa malu kita, yang mungkin tercecer, atau hilang karena peradaban dan pergolakan jaman. Jaga diri dan keluarga kita ....dari jahatnya syetan-syetan yang senantiasa menggoda dari seluruh penjuru arah.
Malulah kamu semua kepada Allah dengan sebenar-benaranya rasa malu. Para sahabat menjawab: “Sesungguhnya kami telah malu wahai Rasulullah”. Rasulullah bersabda: “Bukan seperti itu. Akan tetapi orang yang malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu itu hendaklah menjaga kepala dan apa yang memenuhinya, memelihara perut dan apa yang menjadi isinya, mengingat kematian dan kehancuran, dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat ia akan meninggalkan perhiasan dunia. Maka barang siapa dapat melaksanaan hal ini ssesungguhnya ia telah malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu”. HR. At Tirmidzi dan Al Hakim. 


Rabu, 13 Mei 2009

[Fenomena Facebook] Ketika Iffah mulai luntur......

Ketika perpecahan keluarga menjadi tontonan yang ditunggu dalam sebuah episode infotainment setiap hari. Ketika aib seseorang ditunggu-tunggu ribuan mata bahkan jutaan dalam berita-berita media massa. Ketika seorang celebritis dengan bangga menjadikan kehamilannya di luar pernikahan yang sah sebagai ajang sensasei yang ditunggu-tunggu ...’siapa calon bapak si jabang bayi?’

Ada khabar yang lebih menghebohkan, lagi-lagi seorang celebrities yang belum resmi berpisah dengan suaminya, tanpa rasa malu berlibur, berjalan bersama pria lain, dan dengan mudahnya mengolok-olok suaminya.

Wuiih......mungkin kita bisa berkata ya wajarlah artis, kehidupannya ya seperti itu, penuh sensasi.Kalau perlu dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, aktivitasnya diberitakan dan dinikmati oleh publik.

Wuiiih......ternyata sekarang bukan hanya artis yang bisa seperti itu, sadar atau tidak, ribuan orang sekarang sedang menikmati aktivitasnya apapun diketahui orang, dikomentarin orang bahkan mohon maaf ....’dilecehkan’ orang, dan herannya perasaan yang didapat adalah kesenangan.

Fenomena itu bernama facebook, setiap saat para facebooker meng update statusnya agar bisa dinikmati dan dikomentarin lainnya. Lupa atau sengaja hal-hal yang semestinya menjadi konsumsi internal keluarga, menjadi kebanggaan di statusnya. Lihat saja beberapa status facebook :
  • Seorang wanita menuliskan “Hujan-hujan malam-malam sendirian, enaknya ngapain ya.....?”------kemudian puluhan komen bermunculan dari lelaki dan perempuan, bahkan seorang lelaki temannya menuliskan “mau ditemanin? Dijamin puas deh...”

  • Seorang wanita lainnya menuliskan “ Bangun tidur, badan sakit semua, biasa....habis malam jumat ya begini...:” kemudian komen2 nakal bermunculan...

  • Ada yang menulis “ bete nih di rumah terus, mana misua jauh lagi....”, ----kemudian komen2 pelecehan bermunculan

  • Ada pula yang komen di wall temannya “ eeeh ini si anu ya ...., yang dulu dekat dengan si itu khan? Aduuh dicariin tuh sama si itu....” ----lupa klu si anu sudah punya suami dan anak-anak yang manis

  • Yang laki-laki tidak kalah hebat menulis statusnya “habis minum jamu nih...., ada yang mau menerima tantangan ?’----langsung berpuluh2 komen datang

  • Ada yang hanya menuliskan, “lagi bokek, kagak punya duit...”

  • Ada juga yang nulis “ mau tidur nih, panas banget...bakal tidur pake dalaman lagi nih”

  • Dan ribuan status-status yang numpang beken dan pengin ada komen-komen dari lainnya

Dan itu sadar atau tidak sadar dinikmati oleh indera kita, mata kita, telinga kita, bahkan pikiran kita.

Ada yang lebih kejam dari sekedar status facebook, dan herannya seakan hilang rasa empati dan sensitifitas dari tiap diri terhadap hal-hal yang semestinya di tutup dan tidak perlu di tampilkan.

  • Seorang wanita dengan nada guyon mengomentarin foto yang baru sj di upload di albumnya, foto-foto saat SMA dulu setelah berolah raga memakai kaos dan celana pendek.....padahal sebagian besar yg didalam foto tersebut sudah berjilbab

  • Ada seorang karyawati mengupload foto temannya yang sekarang sudah berubah dari kehidupan jahiliyah menjadi kehidupan islami, foto saat dulu jahiliyah bersama teman2 prianya bergandengan dengan ceria....

  • Ada pula seorang pria meng upload foto seorang wanita mantan kekasihnya dulu yang sedang dalam kondisi sangat seronok padahal kini sang wanita telah berkeluarga dan hidup dengan tenang

Rasanya hilang apa yang diajarkan seseorang yang sangat dicintai Allah...., yaitu Muhammad, Rasulullah kepada umatnya. Seseorang yang sangat menjaga kemuliaan dirinya dan keluarganya. Ingatkah ketika Rasulullah bertanya pada Aisyah “ Wahai Aisyah apa yang dapat saya makan pagi ini?” maka Istri tercinta, sang humairah, sang pipi merah Aisyah menjawab “ Rasul, kekasih hatiku, sesungguhnya tidak ada yang dapat kita makan pagi ini”. Rasul dengan senyum teduhnya berkata “baiklah Aisyah, aku berpuasa hari ini”. Tidak perlu orang tahu bahwa tidak ada makanan di rumah rasulullah....

Ingatlah Abdurahman bin Auf mengikuti Rasulullah berhijrah dari mekah ke madinah, ketika saudaranya menawarkannya sebagian hartanya, dan sebagian rumahnya, maka abdurahman bin auf mengatakan, tunjukan saja saya pasar. Kekurangannya tidak membuat beliau kehilangan kemuliaan hidupnya. Bahwasanya kehormatan menjadi salah satu indikator keimanan seseorang, sebagaimana Rasulullah SAW, bersabda, “Malu itu sebahagian dari iman”. (Bukhari dan Muslim).

Dan fenomena di atas menjadi Tanda Besar buat kita umat Islam, hegemoni ‘kesenangan semu’ dan dibungkus dengan ‘persahabatan fatamorgana’ ditampilkan dengan mudahnya celoteh dan status dalam facebook yang melindas semua tata krama tentang Malu, tentang menjaga Kehormatan Diri dan keluarga.

Dan Rasulullah SAW menegaskan dengan sindiran keras kepada kita “Apabila kamu tidak malu maka perbuatlah apa yang kamu mau.” (Bukhari). Arogansi kesenangan semakin menjadi-jadi dengan tanpa merasa bersalah mengungkit kembali aib-aib masa lalu melalui foto-foto yang tidak bermartabat yang semestinya dibuang saja atau disimpan rapat.

Bagi mereka para wanita yang menemukan jati dirinya, dibukakan cahayanya oleh Allah sehingga saat di masa lalu jauh dari Allah kemudian ter inqilabiyah – tershibghoh, tercelup dan terwarnai cahaya ilahiyah, hatinya teriris melihat masa lalunya dibuka dengan penuh senyuman, oleh orang yang mengaku sebagai teman, sebagai sahabat.

Maka jagalah kehormatan diri, jangan tampakkan lagi aib-aib masa lalu, mudah-mudahan Allah menjaga aib-aib kita.

Maka jagalah kehormatan diri kita, simpan rapat keluh kesah kita, simpan rapat aib-aib diri, jangan bebaskan ‘kesenangan’, ‘gurauan’ membuat Iffah kita luntur tak berbekas.