Rabu, 30 April 2008

Mereka tidak pernah merubah janjinya

Ada sosok manusia yang tegas menegakkan kebaikan dan kebenaran, kemudian membawanya ke jeruji besi. Di saat lelah hatinya, gamang pikirannya hasil yang didapat dari sebuah perjuangan, datang teman satu selnya.

Ketika ditanya kenapa anda masuk penjara, jawab sang teman singkat saja, "ya hidupkan butuh uang dan kesenangan, sedang saya nggak punya keahlian ....ya....akhirnya saya rampok saja" wajahnya menerawang sambil bercerita, "kemarin akhirnya saya juga bunuh pemilik rumah, karena melawan saat saya ambil harta bendanya" lanjutnya bercerita. "Ini ke 5 kalinya saya masuk penjara, dan sepertinya yang terakhir ini bakal berakhir di lapangan tembak, alias matek"jawabnya tenang tanpa terlihat ada rasa ketakutan.

Sang Alim tersenyum....dalam hatinya berkata, kalau dia saja yang mendasari geraknya dengan perbuatan yang di larang agama, dan hanya beorientasi pada dunia demikian PeDe menghadapi kematian. Semestinya kita yang kokoh berjuang di jalan kebenaran hakiki dengan misi yang jelas karena Allah lebih tenang lagi menghadapi cobaan penjara dan kematian.

Ada pertanyaan retoris dari Sang Kasih, "Apakah orang-orang yang berjalan tertunduk dan terjungkal lebih banyak mendapat petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus? (Al Mulk 22)

fenomena aneh memang terjadi saat ini di negara kita, seorang koruptor yang di adili oleh pengadilan, selalu saja tampil tersenyum di depan kamera televisi sambil melambaikan tangannya seolah-olah celebrities, tidak tampak tanda-tanda penyesalan di wajahnya. Bandingkan di China, Jepang, Singapore.....; setiap orang yang dituduh korupsi ketika lampu kamera menyorot wajahnya yang terjadi adalah tunduk malu, bahkan tak jarang selama sidang mereka menggunakan baju putih tanda penyesalan dan tidak sedikit yang melakukan harakiri.

Fenomena lain yang tiap hari bisa kita lihat adalah sinetron, moral yang diajarkan oleh sinetron kepada jutaan masyarakat Indonesia tingkat kejahatanya jauh lebih besar dibanding Narkoba. Jika Narkoba efeknya hanya dirasakan bagi pemakai, Sinetron efeknya dirasakan dari anak-anak hingga kakek nenek. Lihat saja sinetron SUCI, seorang anak desa yang kemudian hamil sebelum nikah ...yang harusnya mendapat hukum moral kemasyarakatan akibat perbuatannya malah menjadi bak pahlawan di sinetron, belum lagi sinetron yang di bintangi Agnes Monica, setali tiga uang hamil dengan orang lain, nikah dengan yang lainnya lagi.

Fenomena kejahatan moral dinikmati oleh masyarakat bak Pahlawan.........

Pantas saja, hubungan diluar nikah menjadi hal yang biasa, hamil dan menggugurkan menjadi prosesi biasa saja, asal ada uang semua beres. terjadi bukan hanya dikalangan masyarakat grass root, tapi juga pada orang-orang busuk yang ditutupi oleh selimut kehormatan dan kekayaan....

Ada pernyataan menarik dari Sang Penyayang "diantara orang-orang "Berkeyakinan Kuat" itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya) (Al Ahzab 23)

Jaman Rasulullah, para sahabat sudah membuktikan janjinya kepada Allah, lihat saja Mushaib Bin Umair, sosok pemuda ganteng, dan modis yang tidak pernah tertinggal trend saat itu, menjadi pujaan gadis-gadis mekah dengan harum tubuhnya yang semerbak. mengalami inqilabiyah - pewarnaan total dengan cahaya illahiyah melalui Keislamannya.

Dirinya rela di usir dari rumah dan hidup sangat sederhana untuk memenuhi janji-janjinya kepada Allah, tugas dari rasulullah untuk futuh madinah di emban mus'aib dan hasinya adalah kesiapan rakyat madinah untuk menerima rombongan hijrah dari madinah.

Diakhir hayatnya beliau syahid dengan banyak luka di tubuhnya. Saat jubahnya digunakan untuk menutupi wajahnya, jubahnya tertarik ke atas sehingga kakinya terlihat. Demikian pula ketika jubahnya ditarik ke bawah menutupi kakinya, wajahnya kelihatan. Hidup mus'aib berubah total dengan kesederhanaan dan keteguhan memenuhi janji-janjinya kepada Alloh, itulah yang membuat Rasulullah meneteskan airmatanya.

Mereka sudah memenuhi janji-janjinya kepada Allah, bagaimana dengan kita. Dengan segala kompetensi dan Skill yang kita miliki, sesungguhnya kita bisa berbuat untuk memenuhi janji-janji kita kepada Allah. Menegakkan kebaikan dan kasih sayang, mengagungkan Asmanya melalui bukti amal perbuatan kita, syukur nikmat dengan wujud tidak bermaksiat....

Mereka tidak pernah merubah janjinya......................tsabat, teguh memenuhi janji kepada Allah, menjadikan Al Qur'an dan sunah sebagai satu-satunya penuntun hidupnya

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Selamat menunaikan ibadah Ramadhan
mohon maaf, atas segala khilaf dan salah
-Aferu, YDSF-

Anonim mengatakan...

Wah, hebat juga njenengan ini. Di tengah kesibukan di Telkom yang padat, masih sempat meluangkan waktu untuk nge-blog. Mohon maaf, baru bisa sambang ke sini.

Selamat menyongsong sepuluh hari terakhir Ramadhan.

:::mazhida:::

Adi Mubarok 'The Bonex Traveller' mengatakan...

ass. wah, tambah mantap aja nih..
Gak tahu kalau Pak Iwan (eh..Pak Edi) juga suka nulis jurnal harian..

Sudah lama tak bersua, kapan bisa ketemu lagi, ya??
_adi_

Adi Mubarok 'The Bonex Traveller' mengatakan...

ana bisa dikunjungi di www.adisubiyanto.multiply.com