Senin, 24 Maret 2008

Sejauh Melangkah Berjuta Kisah Bersama

Tidak pernah lepas dari ingatan, ketika diri ini jatuh, terjerembab, terkapar tanpa tenaga, engkau senantiasa membantu untuk tegak kembali dan berjalan, lantunan kata-kata dari bibirmu mengalir bagai sejuknya air membasahi kerongkongan yang kering kehausan.
Kadang ketika bahagia kudapat, keceriaan terhampar, tawa tergelak, kesuksesan bertubi menghampiri…,kilatan waktu melupakan kebutuhan akan dirimu di sisi ku, hingga keceriaan itu habis tak tersisa olehku, tawa itu lenyap kunikmati, sukses itu melambungkan diri ini. Kamu tersenyum mendengar ocehan bibirku menceritakan bahagia yang kudapat walau tanpa kuberi setetespun bahagia itu untuk dirimu.
Tetapi ketika gelap kuraskan kembali, terjalnya jalan yang kulewati menyakiti tapak kakiku, airmata mengucur deras karena sakiitnya hati, goncangnya batin karena ditinggal orang-orang yang dicintai…..maka keberadaanmu, sahabatku …ter-amat begitu berarti.
Ribuan kilometer telah kita tempuh bersama, bukan satu kisah kita selami bersama tetapi jutaan kisah kita lukiskan penuh warna tergores. Seiring berjalannya waktu, berputar-cepatnya jarum jam menandakan perubahan hari demi hari, musim berganti menerpa diri, tidak terasa kita mulai disibukan dengan nada-nada dunia.
Saat engkau membutuhkan aku, untuk berdiri tegak, tegar tersenyum dalam kesedihan …, aku sedang berada di alam lain, sedang asyik dengan maian baruku bertemu dengan para klien, menghitung komisi jualanku…..
Saat tersadar dan moment itu hilang, aku mencoba menenangkan diri ini dengan beberapa alasan, seratus alasan bahkan berjuta-juta alasan untuk justifikasi ketidakhadiranku untuk mu. Dan wajar ketika aku berusaha menjelasakan sejuta alasan itu kepadamu, kamu tidak lagi mau mendengarku, bahkan ketika aku berusaha memandang wajah kamu, kamu memalingkan wajah seakan jijik kepadaku.
“Ah ……paling tidak akan lama begitu,”kataku meyakinkan diri. ”Ah ..paling dia masih sedih sehingga penjelasanku tidak mau didengarnya” atau ”Ah….egp ajalah paling kalau butuh kamu akan call aku.
Sehari kutunggu, satu minggu kunanti sekarang beberapa bulan berlalu dan engkau masih saja marah kepadaku. Malam itu aku benar-benar merenungkan perjalanan yang telah kita tempuh bersama, dan malam itu aku benar-benar menjadi ‘narapidana’ jauh darimu. Aku sadaaar….aku benci diriku, aku memang salah….., egois, mau menang sendiri, …dan ratusan cacian untuk diriku mengalir dari bibir ini. Sampai lelah tubuh ini menahan ribuan cacian yang memang pantas untuk aku....;
Aku masiih ingiin berjalan berjalan dan menikmati goresan kisah kita, seburuk apapun asal engkau masih tetap menggandeng tangan ini. Maafkan aku sahabat, engkau boleh meminta apa saja dariku tetapi jangan pernah memalingkan wajahmu dariku, jangan pernah kau tutup telingamu seakan tuli untuk mendengar keluh kesahku...; Aku sayang kamu dari hatiku sahabatku...., alam lain itu telah aku buang jauh-jauh ....karena kau..aku menjadi kuat berjalan, senyum tersungging karena eratnya tangan kamu memegang.....maafkan aku ...., ayo kita buat lagi sejuta kisah bersama......

Tidak ada komentar: